Selasa, 05 Januari 2010

etika bisnis

http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=5602439787405552518&postID=7717437479279415215

MEMBERDAYAKAN POTENSI ENERGI GEOTHERMAL SECARA PROFESIONAL, EFISIEN, BERDAYA SAING UNTUK MEMBERIKAN NILAI TAMBAH SECARA OPTIMAL KEPADA STAKEHOLDERS

KONDISI YANG DIINGINKAN UNTUK UNTUK TERCAPAINYA PERCEPATAN PENGEMBANGAN GEOTHERMAL :

* MINDSET DALAM PENGEMBANGAN GEOTHERMAL MELIBATKAN LINTAS DEPARTEMENTAL DAN FUNGSI HARUS DALAM PERSEPSI satu “COMMITMENT”, konsisten dan berkesinambungan dalam pelaksanaan pengembangan geothermal sebagai implementasi Kebijakan Diversifikasi.
* PRICING : PENGUSAHAAN GEOTHERMAL HARUS MEMENUHI KRITERIA TEKNIS YANG DIDUKUNG DENGAN REGULASI DAN KEBIJAKAN UNTUK DAPAT MEMASUKI PASAR SESUAI ATURAN BISNIS (bench mark), semestinya tidak sekedar berprinsip “least cost” tetapi harus dilakukan secara komprehensif dalam analisa “benefit-loss” dalam pengusahaan geothermal suatu daerah (ketersediaan sumberdaya alam vs kebutuhan energi/listrik)

Pengusahaan geothermal adalah pengusahaan yang padat modal dan ber-resiko tinggi, meliputi pengusahaan hulu (eksplorasi dan eksploitasi lapangan) untuk konfirmasi cadangan dan suplai energi (uap) berkesinambungan, serta pengusahaan hilir (konstruksi, operasi PLTP dan distribusi energi listrik) yang merupakan satu rangkaian dalam satu ikatan komitmen bisnis. Didalam industri geothermal, banyak pihak terlibat mulai dari para pengusaha (penjual dan pembeli/pemakai), tenaga ahli (scientists dan engineers) sampai pihak pemerintah, kesemuanya tidak mampu mengelak dari adanya faktor ketidakpastian dalam menetapkan besaran dan karakter cadangan geothermal terkait kelayakan proyek untuk pengembangannya.

0 komentar: